Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Model Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Psikomotorik Anak Tunagrahita di SLB Dharma Wanita Sidoarjo
DOI:
https://doi.org/10.59106/abs.v4i2.229Keywords:
Pembelajaran PAI, Model Contextual Teaching And Learning, Psikomotorik Anak TunagrahitaAbstract
Pendidikan Agama Islam di sebuah lembaga sangatlah penting dalam membantu pembentukan karakter anak. Pendidikan Agama Islam tidak hanya diperuntukkan anak umum saja namun anak yang mempunyai kelainan atau berkebutuhan khusus termasuk anak tunagrahita juga perlu diperhatikan pendidikan agamanya. Dengan model pembelajaran yang sesuai akan memudahkan pembelajaran bagi anak tunagrahita dalam memahami materi pelajaran dan mampu mengembangkan psikomotoriknya. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan anak tunagrahita yaitu dengan menggunakan model kontekstual. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan dan menjelaskan pembelajaran PAI melalui model contextual teaching and learning dalam meningkatkan psikomotorik anak tunagrahita di SLB Dharma Wanita Sidoarjo serta faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI melalui model contextual teaching and learning. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual yang diterapkan dalam pembelajaran PAI mampu meningkatkan psikomotorik anak tunagrahita. Pembelajaran kontekstual dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Peningkatan psikomorik ini berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing anak dan tingkat ketunagrahitaan anak. Faktor pendukung dalam pembelajaran PAI model kontekstual diantaranya minat dan semangat anak, dukungan guru dan orang tua serta sarana dan prasana yang ada di sekolah. Sedangkan faktor penghambat pembelajaran PAI model kontekstual diantaranya keterbatasan waktu, ketersediaan sumber belajar untuk anak tunagrahita dan kondisi psikis anak yang berbeda-beda ketunagrahitaannya.